Pembahasan· 1) nabi musa as dilahirkan di mesir · 2) pada masa pemerintahan raja fir'aun · 3) ayah nabi musa bernama imran bin qahats · 4) ibu kandung nabi musa . Perlu anda ketahui juga bahwa banyak yang mengatakan nama ibunda musa itu adalah mihyanah binti yashar bin lawi, ada juga yang mengatakan . · kisah ibunda musa tersebut
Nabi Syu’aib Mertua Nabi Musa Benarkah mertuanya nabi Musa adalah nabi Syuaib? Trim’s, karna ada yg meragukan Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa ba’du, Ada beberapa keterangan dalam al-Quran terkait nama kota Madyan dan perjalanan Musa alaihis salam. Pertama, Allah menyebutkan bahwa daerah yang didatangi Nabi Musa ketika beliau melarikan diri dari kejaran pasukan Fir’aun bernama Madyan. Allah berfirman, وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ . وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ “Tatkala dia Musa menuju negeri Mad-yan ia berdoa lagi “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat at begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 22 – 23. Kedua, Tidak ada keterangan bahwa orang tua yang menikahkan Musa dengan putrinya bernama Syuaib. Dalam al-Quran, Allah menyebutnya dengan Syaikhun Kabir orang yang sudah tua. Allah berfirman, قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat at begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 23. Ketiga, Allah juga menyebutkan bahwa nama kota yang didakwahi Nabi Syuaib adalah kota Madyan. Allah berfirman, وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ “Dan Kami telah mengutus kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya…” QS. al-A’raf 85 Keempat, bahwa rentang masa antara kaum Nabi Luth yang dibinasakan dengan kaum Nabi Syuaib radhiyallahu anhuma tidaklah jauh. Karena itu, ketika Syuaib mengingatkan kaumnya, beliau ingatkan akan adzab yang menimpa kaum Luth. Allah berfirman, قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آَبَاؤُنَا…. وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ “Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami… Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak pula jauh waktunya dari kamu. QS. Hud 87 – 89. Dan kita tahu, kaum Luth hidup semasa dengan Nabi Ibrahim. Dibuktikan dengan peristiwa ketika Malaikat yang diutus menghancurkan kaum Luth, sebelum mendatangi Luth, mereka mendatangi Ibrahim alaihis salam. Berarti masa Nabi Syuaib berdekatan dengan masa Nabi Luth. Sementara Musa adalah keturunan Bani Israil, jauh dari zaman Ibrahim. Ibnu Katsir menyebutkan lebiih dari 400 tahun. Musa jauh setelah Yusuf. Sementara Yusuf keturunan Ya’kob bin Ishaq bin Ibrahim. Kita tidak tahu, berapa generasi antara Ibrahim dengan Musa. Sehingga secara perhitungan waktu, aneh jika Musa bertemu dengan Syuaib yang zamannya berdekatan dengan Luth. Keterangan dari Hadis Disamping informasi dalam al-Quran, Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan keterangan tambahan dalam hadis bahwa Nabi Syuaib adalah nabi dari arab, yang berbahasa arab. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan beberapa hal terkait para nabi, diantara yang beliau sampaikan kepada Abu Dzar adalah وَأَرْبَعَةٌ مِنَ العَرَبِ هُودٌ وَصَالِح وَشُعَيب وَنَبِيُّكَ يَا أَبَا ذَرّ Ada 4 nabi dari arab, yaitu Hud, Shaleh, Syuaib, dan nabimu ini, wahai Abu Dzar. HR. Ibnu Hibban dan dihasankan al-Hafidz Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/120. Sementara diskusi antara Musa dengan mertuanya dilakukan tanpa penerjemah. Seperti yang Allah sebutkan di surat al-Qashas, قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ . قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ وَكِيلٌ Berkatalah dia Orang tua madyan “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. Dia Musa berkata “Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”. QS. al-Qashas 27 – 28 Ayat di atas menceritakan percakapan antara Musa dengan mertuanya soal mahar pernikahan, dan mereka lakukan tanpa penerjemah. Jika mertu Musa adalah Syuaib, tentu berbeda dengan bahasa Musa. Karena Musa berasal dari Bani Israil yang bahasanya bukan bahasa arab. Dari keterangan di atas, ada beberapa hal mendekati yang bisa kita simpulkan, [1] Ada kesamaan nama daerah antara tempat dakwah Nabi Syuaib dengan mertuanya Musa, yaitu Madyan [2] Mertua Nabi Musa adalah orang tua di Madyan, dan beliau bukan Nabi Syuaib. Dan pendapat ini yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Dengan pertimbangan surat Hud ayat 89. Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229. Demikian, Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina
Dariartikel di atas kita bisa mengetahui bahwa nama ibu nabi musa adalah yukabad dan bagaimana perjuangan dan cinta beliau kepada anaknya. Siapa nama ibu nabi musa alaihissalam?pertanyaan:salam. · hai aku bantu jawab ya nabi musa a.s. Sedangkan saudara perempuan nabi musa bernama maryam binti imran, sama seperti nama maryam ibu nabi isa.
Berikut kisah Nabi Musa 'alaihissalam AS dan seorang nenek tua dari Bani Israil yang permintaannya dikabulkan Allah Ta'ala. Nenek tua itu mendapat kedudukan mulia di Surga karena memberitahu letak kuburan Nabi Yusuf 'alaihissalam kepada Nabi ini diceritakan Syeikh Umar Sulaiman Al-Asyqor Guru Besar Universitas Islam Yordania dalam kitabnya "Kisah-kisah Shahih Seputar Para Nabi dan Rasul" yang menukil salah satu hadis Nabi Muhammad SAW .Ketika itu Nabi Musa AS meminta kepada nenek tua supaya menunjukkan kuburan Nabi Yusuf AS untuk membawa jasadnya pada waktu dia keluar dari Mesir bersama Bani Israil. Sang nenek menolak kecuali dengan syarat bahwa dia harus menyertai Nabi Musa pada hari Kiamat di Allah Ta'ala mengabulkan apa yang dimintanya. Si nenek meraih derajat mulia sebagaimana para sahabat Nabi yang meminta demikian di antaranya Ukasyah bin Mihshan. Beliau memohon kepada Rasulullah SAW agar termasuk dalam golongan manusia terpilih yang masuk surga tanpa hisab.Wajah mereka seperti wajah rembulan di malam purnama. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak meludah. Lalu Rasulullah menyampaikan kepada Ukasyah bahwa dia adalah satu dari mereka. Termasuk juga Abu Bakar RA yang dipanggil dari segala pintu Surga. Termasuk pula sahabat yang memohon kepada Rasulullah agar bisa menemaninya di Surga, lalu beliau bersabda kepadanya "Bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud."Berikut Nash HadisnyaImam Hakim meriwayatkan dalam Mustadrak dari Abu Musa bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam SAW mendatangi seorang Badui. Maka beliau bersabda kepadanya, "Wahai Badui, katakan keperluanmu." Dia menjawab, "Ya Rasulullah, seekor unta betina dengan pelananya dan domba betina yang diperah oleh keluargaku." Ini diucapkannya dua berkata kepadanya, "Mengapa kamu tidak seperti nenek tua Bani Israil?" Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa nenek tua Bani Israil itu?"Rasulullah pun menjawab, "Sesungguhnya Musa hendak berjalan membawa Bani Israil, tetapi dia tersesat di jalan. Maka para ulama Bani Israil berkata kepadanya, 'Kami katakan kepadamu bahwa Yusuf mengambil janji-janji Allah atas kami, agar kami tidak pergi dari Mesir sehingga kami memindahkan jasadnya bersama kami." Musa bertanya, "Siapa di antara kalian yang mengetahui kuburan Yusuf?"Mereka menjawab, "Yang tahu di mana kuburan Yusuf hanyalah seorang perempuan tua Bani Israil." Musa memintanya agar dihadirkan. Musa berkata kepadanya, "Tunjukkan padaku di mana kubur Yusuf." Perempuan itu menjawab, "Aku tidak mau hingga aku menemanimu di Surga."Nabi Musa tidak menyukai permintaannya, maka dikatakan kepadanya, "Kabulkan permintaannya." Musa pun memberikan apa yang diminta. Lalu perempuan itu mendatangi sebuah danau dan berkata, "Kuraslah airnya." Ketika air telah surut, perempuan itu berkata, "Galilah di sini." Begitu mereka menggali, mereka menemukan kuburan Yusuf. Begitu jasad Nabi Yusuf diangkat dari tanah, jalanan langsung terlihat nyata seperti cahaya pada siang hari." HR Hakim dalam Mustadrak 2/624, No. 4088. Dia berkata, hadis ini sanadnya sahih, dan keduanya Bukhari dan Muslim tidak dari Kisah IniRasulullah SAW menyampaikan kisah nenek Bani Israil ini setelah bertemu seorang Badui. Ketika Rasulullah menanyakan hajatnya, si Badui meminta sedikit harta benda dunia, berupa seekor unta betina dengan pelananya sebagai tunggangan dan domba betina yang bisa diandalkan merasa permintaan dan hajat si Badui itu telalu remeh, maka beliau menyampaikan hadis tentang perempuan tua Bani Israil yang meminta derajat tinggi kepada Nabi Musa. Sebuah peluang emas yang tidak disia-siakan sang nenek. Berbeda dengan permintaan si Badui yang meminta harta dunia ketika bertemu si Badui meminta kepada Rasulullah SAW seperti permintaan nenek Bani Israil itu apalagi Rasulullah membuka peluang meminta untuknya, niscaya beruntunglah ia. Sebab doa Rasulullah SAW memberitakan bahwa persyaratan yang diminta oleh nenek tua itu kepada Nabi Musa untuk bisa menemaninya di Surga adalah karena dia mengetahui satu ilmu yang tidak diketahui oleh siapa pun dari Bani Israil. Dia mengetahui tempat kubur Nabi Nabi Yusuf telah mengambil janji kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya dari kalangan Bani Israil agar membawa jasadnya bersama mereka manakala mereka keluar dari bumi Mesir ke Tanah Suci Baitul Maqdis.Ketika Allah mengizinkan Nabi Musa dan kaumnya agar keluar, mereka tersesat. Musa terheran-heran karenanya. Dia meyakini bahwa pasti ada rahasia dalam urusan ini. Dia bertanya kepada orang-orang yang bersamanya tentang apa yang terjadi. Maka ulama Bani Israil menyampaikan janji yang diambil Nabi Yusufkepada bapak saat itu Musa bertanya tentang kuburan Yusuf agar bisa melaksanakan permintaannya. Tetapi tidak seorang pun mengetahui kuburnya kecuali nenek tua tua Bani Israil itu. Nabi Musa meminta kepadanya untuk menunjukkan kubur Yusuf. Si nenek tua ini memberi tahu dengan syarat diberi derajat mulia bisa menemani Nabi Musa di surga kelak. Allah Ta'ala pun mewahyukan kepada Nabi Musa supaya mengabulkan meminta perkara-perkara yang tinggi, niscaya Allah mengabulkan permintaannya, meskipun dia tidak mencapai derajat orang-orang yang berhak meraih derajat itu. Orang yang mencari Syahadah dengan benar, niscaya Allah menyampaikannya derajat orang-orang yang mati syahid, walaupun dia mati di atas tempat yang meminta derajat ulama atau orang-orang yang dermawan, niscaya Allah menyampaikannya pada derajat mereka, walaupun tidak beramal seperti amal mereka. Subhanallah, semoga kita termasuk golongan beruntung sebagaimana nenek tua Bani Israil dan para sahabat Nabi yang dijamin masuk surga atas kehendak dan izin Allah Ta'ala. Aamin Allahumma Aamin.rhs
NabiMusa Alaihissalam adalah putra dari adalah nabi yang ke-14 dari jumlah nabi yang wajib kita ketahui. dilahirkan di Mesir pada masa pemerintahan Fir'aun. bernama Imran bin Qahats. bernama Siti Asiah (yang merupakan istri Fir'aun). dihanyutkan oleh ibu kandungnya (Yukabad) ke sungai Nil. yang mendampingi Nabi Musa As. dalam berdakwah
Ilustrasi Nabi Musa AS saat membelah lautan. Foto iStockNabi Musa AS merupakan salah satu utusan Allah SWT yang hidup di Mesir. Ayah Nabi Musa bernama Imran bin Qaits, dan ibunya bernama Yukabad. Nabi Musa hidup pada zaman kekejaman dan kezaliman penguasa Mesir, Raja Musa mendapat mukjizat dari Allah SWT yaitu kemampuan mengubah tongkat menjadi ular hingga membelah lautan. Nabi Musa termasuk Nabi dan Rasul Ulul Azmi, sebab memiliki kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi zaman itu, setiap kelahiran bayi laki-laki harus dibunuh. Itu merupakan peraturan kejam yang ditetapkan Firaun. Firaun takut anak laki-laki akan tumbuh menjadi pemuda yang akan melawan dan menggoncang karenanya, setiap putra Bani Israil tidak diizinkan melihat dunia meskipun sekejap mata. Nasib nahas itu pun menimpa Nabi dengan kisah Nabi Musa? Berikut Kelahiran Nabi MusaIlustrasi Ibunda Nabi Musa yang menghanyutkan anaknya ke Sungai Nil. Foto iStockAlih-alih bahagia melahirkan seorang anak, ibunda Nabi Musa dirundung kecemasan yang teramat sangat, karena yang dilahirkannya merupakan bayi tiga bulan lamanya, Yukabad dan Imran bin Qaits menyembunyikan putra mereka. Setiap hari mereka dirundung kekhawatiran, takut kalau-kalau soal kelahiran Nabi Musa suatu hari kemudian, ibunda Nabi Musa berpikir untuk menyelamatkan anaknya. Sebab, lama kelamaan keberadaan Nabi Musa pasti akan diketahui oleh petugas kerajaan. Dilanda kebingungan yang teramat sangat, Yukabad pun kemudian mendapat ilham dari Allah SWT untuk menghanyutkan Nabi Musa ke Sungai Nil.“Susuilah dia. Dan, apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai Nil. Dan, janganlah kamu khawatir dan janganlah pula bersedih hati karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya salah seorang dari para rasul,” begitu perintah Allah SWT sebagaimana yang tercantum dalam Alquran Surat Al-Qashash Ayat pun kemudian membuat sebuah peti tertutup dan memasukkan Nabi Musa ke dalamnya. Sambil menangis, ia menghanyutkan keranjang berisi peti tersebut di aliran Sungai begitu diliputi kesedihan dan kekhawatiran. Namun, sang ibunda memasrahkan Nabi Musa kepada Allah SWT. Cukup Allah SWT yang akan menyelamatkan buah upaya, sang ibunda meminta putrinya Miryam untuk mengikuti kemana peti yang ia hanyutkan itu terbawa aliran sungai. “Ikutilah dia,” kata Yukabad kepada Miryam dengan kesenduan di perempuan Nabi Musa tersebut pun diam-diam mengikuti aliran sungai. Atas kehendak Allah SWT, peti Nabi Musa menuju sungai di dekat istana. Saat itu, istri Firaun, Asiyah, tengah berada di kebun istana dekat sungai bersama para pelayannya. Ketika melihat peti yang hanyut, ia pun meminta pelayannya untuk mengambil peti tersebut. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat bayi yang menggemaskan berada di dalam melihat Nabi Musa, Asiyah langsung jatuh hati. Allah SWT memang menurunkan rasa sayang pada setiap orang yang melihat si kecil Musa. Namun, Firaun telah melarang setiap bayi laki-laki hidup. Oleh karenanya, Asiyah pun membujuk suaminya untuk mengadopsi Nabi Musa sebagai anak setelah berhasil membujuk suaminya, Nabi Musa diangkat menjadi putra angkat kedua dari Firaun dan istrinya. Dengan demikian, selamatlah Nabi Musa. Miryam yang melihat adiknya dapat selamat pun merasa lega. Kendati begitu, Yukabad terus dirundung kesedihan dan kesepian karena kehilangan bayi mungilnya. Namun, Allah Mahapengasih dan Penyayang. Nabi Musa kembali ke dekapan ibunda untuk melihat adiknya dirawat istri Firaun, Miryam segera menawarkan bantuan untuk mencarikan wanita yang bisa menyusui bayi tersebut. Tentunya, Asiyah membutuhkan wanita yang dapat menyusui anak angkatnya tersebut. “Maukah kamu aku tunjukkan ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?” tawar bait yang ditawarkan Miryam tersebut tidak lain merupakan ibunya Musa, Yukabad. Asiyah pun menerima tawaran tersebut dan membuat Yukabad dapat kembali memeluk putranya Hidup Nabi MusaIlustrasi Nabi Musa membelah lautan. Foto iStockNabi Musa tumbuh menjadi pria yang sangat baik. Selama bertahun-tahun, ia beserta pengikutnya bersabar dalam menghadapi kekejaman Firaun. Pada puncaknya, Firaun mengakui dirinya sebagai Tuhan. Atas seizin Allah SWT, Nabi Musa dan pengikutnya pergi dari Mesir untuk menuju Syam. Mendengar kabar kepergian Musa, Firaun murka dan bersama bala tentaranya mengejar Nabi Firaun dan tentaranya hampir menyusul rombongan Nabi Musa, perjalanan mereka terhambat lautan yang luas. Turunlah wahyu Allah SWT kepada Nabi Musa yang berbunyi sebagai berikut,“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu, maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” Alquran Surat Asy-Syu’ara Ayat 63Lautan pun dengan sekejap terbelah. Nabi Musa dan rombongannya bergegas melintasi lautan disusul oleh Firaun beserta bala tentaranya. Nabi Musa dan pengikutnya berhasil melewati lautan. Lautan kemudian kembali seperti semula, Firaun dan bala tentaranya binasa karena tenggelam di dalam lautan tersebut.
PenjelasanMertua Nabi Musa Menurut Hadist Tidak hanya di Alquran, ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Syuaib adalah seorang Nabi dari Arab, yang menggunakan bahasa Arab. Sementara itu, Nabi Musa merupakan keturunan Bani Israil yang menggunakan bahasa Ibrani.
Kompas TV cerita ramadan risalah Selasa, 12 April 2022 1511 WIB Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis adalah tanah yang disucikan oleh tiga agama samawi yaitu , Yahudi, dan Kristen. Nabi Musa diutus untuk mendakwah kepada kaum Yahudi. Sumber Unsplash/Sander Crombach JAKARTA, - Nabi Musa 'alaihissalam tercantum dalam 25 nama-nama Nabi yang disebutkan di dalam Al-Qur'an. Berdasarkan urutan, beliau berada di urutan ke-15. Beliau adalah satau Nabi yang diutus Allah kepada kaum Yahudi. Di antara watak yang dimiliki Nabi Musa, beliau merupakan sosok yang sangat spontan ketika bertemu dan memperlakukan orang lain. Lalu, ada kisah menarik tentang Nabi Musa dan malaikat maut sebagaimana dikutip dari laman resmi NU. Kisah ini dituliskan dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah. Dalam hadits tersebut disampaikan bahwa Allah SWT telah mengutus malaikat maut kepada Nabi Musa dalam wujud seorang pria. Dia meminta Nabi untuk memenuhi panggilan-Nya. Melalui malaikat, Allah juga menyampaikan bahwa ajalnya sudah dekat dan saat kematiannya akan segera tiba. Namun, sebagai sosok yang tegas, tidaklah mengerankan jika begitu didatangi malaikat, Nabi Musa langsung menampar wajah malaikat tersebut hingga matanya terpecah. Baca juga Kisah Umar bin Khattab Cium Istri saat Puasa Ramadan Maksudnya mata di sini adalah mata malaikat yang kala itu datang dalam wujud seorang pria. Sebab, jika bukan dalam wujud manusia, pasti Nabi tidak akan bisa menamparnya. Mendapat tamparan dari Nabi Musa, malaikat maut pun kembali kepada Allah dan mengadukan hal itu. Kemudian, Allah segera mengembalikan penglihatannya dan memerintah untuk kembali menemui Nabi Musa guna meminta meletakkan tangannya di atas punggung sapi jantan. Ia menghitung bulu-bulu sapi yang tertutup tangannya. Setiap bulu yang tertutup dihitungnya sebagai tambahan usia satu tahun. Walhasil, tambahan usianya sebanyak bulu sapi yang tertutup tersebut. Halaman Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
KisahNabi Musa: Siapakah Mertua Nabi Musa alaihissalam? - Poster Dakwah Yufid TVKita sering mendengar kisah Nabi Musa as di pengajian, membaca cerita tentan
Berikutini penjelasan singkat tentang 10 perintah ajaran Nabi Musa ' alaihissalam melansir laman Pertama, jangan menyembah Tuhan selain Allah ﷻ. Dalam surat Al Baqarah ayat 163 disebutkan: "Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahapengasih, Mahapenyayang.".
NabiAyyub 'alaihissalam disembuhkan Allah dari penyakitnya yang menjijikkan. Nabi Musa 'alaihissalam dan umatnya kaum Bani Israil selamat dari pengejaran Fir'aun di Laut Merah. Beliau dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka.
MakaNabi Musa 'alaihissalam berkata, "Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf.-Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul.—Budi baik yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah
g2zNDeo. 1lgbwkvxe4.pages.dev/3131lgbwkvxe4.pages.dev/21lgbwkvxe4.pages.dev/501lgbwkvxe4.pages.dev/4751lgbwkvxe4.pages.dev/1271lgbwkvxe4.pages.dev/2831lgbwkvxe4.pages.dev/3891lgbwkvxe4.pages.dev/355
mertua nabi musa alaihissalam adalah nabi